WALIMATUL MAULID (AQIQOH)

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى خَلَقَ الْمَاءِ بَشَرًا، فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا، وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلِ الْوَرَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ صَلاَةً وَسَلاَمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ.
حَضْرَةَ الْمُكَرَّمِيْنَ para Ulamaul Alimin. Para bapak kyai yang kami mulyakan, para sahabat-sahabat sekalian dan hadirin sekalian yang kami hormati!
Pada kesempatan ini marilah terlebih dahulu kita panjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada kita sekalian sehingga pada kesempatan ini kita sekalian dapat menghadiri undangan (Bpk. H. Umar, misalnya) sekeluarga. Yang mana pada saat ini bapak H. Umar melahirkan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena telah mendapatkan anugerah, yaitu dilahirkannya putra yang pertama dalam keadaan selamat, yang mana saat ini diperingati kelimaharinya atau istilah jawanya sepasaran bayi.
Para hadirin sekalian!
Tidak lain kehadiran kita pada saat ini, bapak H. Umar minta berkah do’a restu kepada kita sekalian, mudah-mudahan putra bapak H. Umar yang diperingati kelahirannya pada saat ini kelak bisa menjadi anak yang sholeh, yang selalu taat kepada Allah SWT dan RosulNya, serta taat kepada kedua orang tuanya. Dan semoga juga menjadi anak yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Amin, Ya Robbal Alamin.
Para hadirin sekalian yang kami hormati!
Adapun mengenai pemberian nama pada saat ini putra bapak H. Umar diberi nama Ahmad Zainuddin.
Memang para hadirin sekalian, menurut ajaran Rosulullah SAW sebagai orang tua ini berhak memberi nama kepada putra-putrinya dengan nama yang baik. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud yang berbunyi:
حَقَّ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ أَنْ يُحْسِنَ اِسْمَهُ وَأَدَبَهُ وَأَنْ لاَيَرْزُقَهُ إلاَّ طَيِّبًا وَأَنْ يُعَلِّمَهُ السِّبَاحَةَ وَالرِّمَايَةَ وَأَنْ يُزَوِّجَهُ إِذَا أَدْرَكَ. (رواه ابو داود)

Artinya:
Hak orang tua terhadap anaknya yaitu diantaranya memberi nama yang baik dan mendidik adabnya dan tidak memberi rizqi kecuali yang halal dan mengajarkan berenang dan memanah (olahraga) dan menikahkan bila sudah saatnya. (H.R. Abu Daud)
Para haddirin sekalian!
Sesuai dengan adanya hadits nabi tersebut, memang anak itu sebagai amanat Allah SWT yang dibebankan kepada orang tuanya. Maka dari itu kita sebagai orang tua kita harus berhati-hati dalam mengemban amanat Allah SWT jangan sampai putra-putri kita, kita biarkan terlantar tidak pernah kita urus pendidikannya, rizkinya, maupun ibadahnya. Apalagi kalau anak itu hampir menginjak massa aqil baligh, kita harus lebih ketat dalam mengawasi, terutama dibidang ibadahnya atau sholatnya, karena pada usia menjelang baligh itu anak-anak mudah dipengaruhi, pikirannya mulai melonjak, nafsunya menggebu-gebu, maka kalau kita kurang waspada putra-putri kita bisa terjerumus kearah yang negatif yang tidak kita inginkan.
Para hadirin sekalian!
Untuk lebih mudahnya dalam menyelamatkan putra-putri kita agar tidak mudah terpengaruh pada kebudayaan-kebudayaan yang dapat merusak mental para generasi kita.
Hendaknya putra-putri kita ini selalu dididik dengan ajaran ilmu agama. Misalnya disekolahkan di madrsah atau di pondok pesantren agar bisa mengetahui hukum-hukum serta ajaran-ajaran yang halal dan yang haram. Bisa membedakan itu perintah dan itu larangan.
Insya Allah dengan cara demikian putra-putri kita bisa menjadi putra-putri yang sholeh dan sholihah sesuai dengan harapan dan cita-cita kita. Amiiin!
Para hadirin! Sekian uraian kami, kurang lebihnya kami mohon maaf.
وَبِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© K4ng Thowil | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger
back to top