Featured

SELAMAT DATANG DI BLOG YANG SEDERHANA INI.

2 KBBI Offline 1.3

Beberapa waktu yang lalu saya merilis program gratis (freeware) untuk mempermudah menggunakan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mumpung masih bersemangat dan ada beberapa masukan, kini saya merilis KBBI Offline 1.3. Versi ini terdapat beberapa tambahan fitur serta perbaikan sebelumnya, semoga semakin mempermudah penggunanya.


Seperti sebelumnya program ini gratis (freeware) dan anda bebas menyebarluaskannya melalui media apa saja. Berikut tampilan KBBI Offline 1.3, sedikit berbeda dengan KBBI versi sebelumnya. Berikut sekilas tampilannya.

Apa saja perubahan versi ini dibanding versi sebelumnya ? Berikut selengkapanya
  • Auto search, sekarang kita tidak perlu menekan tombol cari atau menekan enter, ketika menuliskan kata yang akan dicari, program ini akan otomatis melakukan pencarian, kecuali jika hanya 1 huruf hasilnya juga akan huruf tersebut.
  • Pencarian berdasar kriteria : sama, diawali, diakhiri, memuat. Silahkan dipilih kriteria pencarian yang diinginkan.
  • Informasi jumlah hasil pencarian
  • Perbaikan beberapa kata dasar dan definisi yang ada tambahan angka
  • Berbaikan pemilihan kata yang sebelumnya bisa memilih banyak
  • Perbaikan beberapa kesalahan pewarnaan definisi
  • KBBI Offline akan otomatis menyimpan ukuran dan posisi tampilan/window.
  • Proses pencarian lebih cepat dari sebelumnya
  • Menampilkan hasil dalam sistem Paging, sehingga pencarian yang hasilnya banyak akan lebih cepat
KBBI Offline ini bersifat portable, untuk menjalankannya silahkan download KBBI-offline-1.3.zip kemudian buka dengan program kompressi seperti Winzip, WinRar, 7zip dan sebagainya, selanjutnya keluarkan (extract) semua file yang ada didalamnya. Ada 3 buah file, kbbi.exe, data.dat dan kbbi_config.ini, untuk menggunakan, jalankan saja file kbbi.exe.

Untuk membatasi hasil yang tampil, KBBI Offline 1.3 menambahkan fitur Paging, yaitu yang ditampilkan dibagi-bagi menjadi beberapa halaman. Pengaturan bawaan, jumlah paging ini 200, jika ingin mengubah, silahkan diedit file kbbi_config.ini dengan Notepad dan ganti nilai Paging=200 dengan isian yang kita inginkan, misalnya Paging=500 untuk menampilkan per 500 kata.
Download KBBI Offline 1.3 ( 3.22 MB) – silahkan pilih salah satu lokasi download berikut:

Sumber : http://www.sektim.com/2012/02/download-kbbi-offline-13-dengan.html#ixzz28HNGPec4
Read more

0 Menambah Fitur Tab di Office 2007

Apabila Anda ingin membuka banyak dokumen di Microsoft Word, Excel maupun Powerpoint secara bersamaan dan tertampil dalam susunan tab seperti di browser internet, maka sebaiknya Anda mengunduh software ini.
tab
Software yang dipergunakan untuk menambah fitur tab adalah OfficeTab. Dokumen yang Anda buka tidak berada di Taskbar melainkan dibawah menu dalam bentuk tab seperti gambar diatas. Sehingga memudahkan untuk mengaksesnya.  Anda juga bisa memilih beragam bentuk tab dan posisi penempatan tab.
Download
Setelah selesai menginstal, akan muncul OfficeTab Center yang berfungsi untuk menseting beragam pengaturan tab. Namun tanpa diseting software ini dapat berjalan lancar. OfficeTab dapat dipergunakan di Microsoft Office 2003 dan 2007.
Semoga Bermanfaat
Read more

0 Pranatacara dalam bahasa Jawa sebagai Sumber Kearifan dalam Kehidupan Bermasyarakat

abstrak

Pranatacara atau sering disebut pambyawara, pranata adicara, pranata titilaksana atau pranata laksitaning adicara adalah salah satu jenis pekerjaan yang berhubungan dengan suatu pertemuan atau acara dalam masyarakat Jawa. Pranatacara dalam bahasa Indonesia disebut pewara. Pranatacara merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus karena orang yang melakukan pekerjaan tersebut biasanya memahami dengan benar susunan suatu acara dengan menggunakan bahasa Jawa krama Inggil. Pranatacara lebih sering dihubungkan dengan upacara adat pengantin Jawa. Kehadiran pranatacara dalam budaya masyarakat Jawa merupakan suatu bentuk pelestarian budaya Jawa yang adiluhur sebagai sumber kearifan dalam kehidupan bermasyarakat yang mencerminkan identitas lokal masyarakat Jawa sehingga akan sangat penting bagi masyarakat Jawa untuk tetap melestarikan budaya tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. Semakin banyak orang mengenal dan mendengar bahasa Jawa di ranah publik, maka semakin kokohlah bahasa Jawa sebagai cermin budaya bangsa yang ikut membesarkan bangsa Indonesia.

Kata kunci: pranatacara, bahasa Jawa, budaya

A. Pranatacara dalam Bahasa Jawa
1. Pengertian
Pranatacara atau sering disebut pambyawara, pranata adicara, pranata titilaksana atau pranata laksitaning adicara adalah salah satu jenis pekerjaan yang berhubungan dengan suatu pertemuan atau acara dalam masyarakat Jawa. Pranatacara dalam bahasa Indonesia disebut pewara. Pranatacara merupakan pembawa acara dalam upacara adat Jawa seperti pernikahan (temanten), kematian (kesripahan), pertemuan (pepanggihan), perjamuan (pasamuan), pengajian (pengaosan), pentas, dan sebagainya.
Profesi pranatacara sudah mendapat pengakuan dan memperoleh penghargaan yang baik dari masyarakat dan berkembang menjadi suatu profesi yang menguntungkan. Peran pranatacara dalam acara-acara resmi maupun hiburan, tetap menjadi tolak ukur dari sukses tidaknya suatu acara, sehingga dapat dibayangkan bagaimana bila suatu acara tidak ada pranatacaranya, maka acara tersebut akan terasa tidak urut dan tidak enak dilihat. Untuk menjadi seorang pranatacara tidak hanya mempunyai bekal keberanian, tetapi juga harus mempunyai bekal kemampuan. Keberanian akan timbul apabila seseorang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, dan rasa percaya diri ini timbul bila seseorang tersebut mempunyai keyakinan atas kemampuan yang dimiliki.

2. Syarat menjadi pranatacara
Seorang pranatacara harus dapat melafalkan dengan benar kata-kata bahasa Jawa krama inggil. Iapun diwajibkan mampu mengendalikan suaranya agar tetap menarik dan tidak menjemukan. Selain suara, nafas juga harus di kendalikan secara teratur. Beberapa syarat yang biasanya menjadi dasar bagi seorang pranatacara agar mampu melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut:
a.    Olah swara (teknik vocal)
Suara adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, artinya adalah bahwa setiap orang memiliki bobot suara yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya. Ada yang tinggi, sedang, dan kecil. Dalam bahasa Jawa, suara yang bagus disebut gandhang, yaitu tidak berisik, pelan dan nyaman didengar. Suara gandhang enak didengar, penuh wibawa, dan menunjukkan kepribadian. Sebagai pranatacara, maka suara adalah hal pertama yang harus diperhatikan sebelum memulai aktivitas kepranatacaraannya. Berikut ini adalah beberapa hal yang membantu pranatacara dalam olah swara (teknik vocal).
1)    Aksentuasi (accentuation) atau logat. Suara pranatacara tidak tercampur dengan dialek atau logat daerah, artinya suaranya menggunakan bahasa baku. Dalam bahasa Jawa, yang dianggap baku adalah logat/dialek Surakarta dan Ngayogyakarta hadiningrat. Untuk dialek tidak baku seperti dialek Banyumas, Jawa Timuran dan lainnya bisa digunakan dalam acara santai atau sebagai selingan agar acara tidak terasa sepi sunyi.
2)    Artikulasi (articulation) atau pocapan. Yaitu kejelasan pengucapan kalimat dan pelafalan kata. Huruf mati dan huruf hidup diucapkan dengan tegas dan jelas, tidak mendengung (bindheng). Pranatacara harus mengerti cara pengucapan bahasa Jawa dengan benar, begitu juga bahasa Indonesia atau bahasa asing yang mungkin harus diucapkan ketika ada tamu yang tidak mengerti bahasa Jawa krama Inggil. Kekeliruan dalam mengucapkan suatu kata bisa merendahkan kewibawaan pranatacara.
3)    Nafas (breath) atau prana. Nafas tidak dipaksakan, tidak terengah-engah, sehingga tampak wajar. Dengan pengaturan nafas yang baik, maka seorang pranatacara bisa memberi jeda frasa, kalimat, ungkapan (basa pinathok) dan pernyataan dengan tepat maknanya. Sikap berdiri yang tegak, rileks, pakaian yang longgar/tidak sesak di badan, dapat melonggarkan aliran nafas sehingga suara menjadi lebih alami.
4)    Kecepatan (speed) bicara dan Intonasi (intonation) nada suara atau membat mentul swara. Hal ini berhubungan dengan intonasi, aksen, pacing (tempo), pitch (nada), juncture (titik waktu). Intonasi berkenaan dengan pungtuasi seperti koma, titik, titik koma, tanda perintah, tanda tanya. Aksen berkenaan dengan stress (tekanan). Pitch berkenaan dengan tinggi rendahnya suara sesuai dengan acara yang sedang digelar. Untuk acara resmi seperti temanten, kesripahan, pahargyan, menggunakan suara rendah, kalem, namun untuk acara hiburan menggunakan suara tinggi. Tempo berkenaan dengan cepat dan lambatnya suara. Juncture berkenaan dengan waktu pengambilan nafas agar nafas tidak terengah-engah saat menjalankan acara.
5)    Empati atau kajiwa. Suara yang diucapkan harus bisa menyesuaikan dengan kondisi kejiwaan suatu acara. Pengucapan harus sesuai dengan suasana acara apakah acara tersebut memiliki unsur senang, susah, doa, atau gembira.
6)    Infleksi atau lagu kalimat (perubahan nada suara). Lebih baik hindari pengucapan yang sama bagi setiap kata (redundancy). Infleksi naik menunjukkan adanya lanjutan kalimat atau menurun untuk menunjukkan akhir kalimat.
b. Olah raga lan busana (penampilan)
Di dalam bahasa Jawa terdapat sebuah peribahasa ajining dhiri gumantung kedaling lathi, ajining raga gumantung ing busana. Peribahasa tersebut sangat sesuai dengan profesi pranatacara. Seorang pranatacara akan tampil dengan sangat bagus jika didukung oleh bagusnya suara, postur badan dan pakaiannya. Olah raga berhubungan dengan sikap, solah bawa, kesusilaan, dan subasita. Berikut ini adalah tujuh bentuk olah raga sebagai pranatacara:
1)    Magatra: badan, wajah, cara berdandan dan berpakaian, sesuai, pantas, sikap wajar, tidak dibuat-buat.
2)    Malaksana: cara melangkah dan berjalan selangkah dua langkah urut, luwes, tidak ragu-ragu.
3)    Mawastha: berdiri tegak, tidak menyondong.
4)    Maraga: mantap, tenang, tidak gemetaran, kepala tegak, menatap ke depan, gerakan tangan teratur untuk menunjukkan kejelasan ucapan.
5)    Malaghawa: terampil, lancar, tidak lambat namun juga tidak terlalu cepat.
6)    Matanggap: tanggap terhadap situasi yang dihadapi, ketika berhadapan dengan situasi acara yang membutuhkan ketenangan, kekusyukan, bisa ikut tenang dan khusyu’, jika berhadapan dengan situasi acara yang membutuhkan suasana segar dan menyenangkan, bisa ikut membuat suasana menjadi gembira, dan sebagainya.
7)    Mawwat: mantab, menyelesaikan acara dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan penyelenggara acara.
Olah raga, atau cara berpenampilan yang baik bagi seorang pranatacara selalu diawali dengan keadaan tubuh yang sehat, suara yang tidak serak, volume suara yang enak didengar, tidak melengking dan tidak rendah. Ia harus mengenali tempat dimana acara akan diselenggarakan, mengenali karakteristik tamu dan memandang mereka sebagai sahabat. Ia bisa melakukan gerakan tangan seperlunya saat berada di atas pentas, tidak berlebihan apalagi untuk menutupi kegugupan, karena gerakan tubuh yang berlebihan hanya akan mengacaukan penampilan dan tampil percaya diri.
Olah busana atau cara berpakaian yang baik bagi seorang pranatacara merupakan hal yang wajib diketahui dan dimengerti dengan baik agar penampilan dan gaya berpakaian sesuai dengan acara yang sedang dibawakan. Memakai pakaian yang serasi/cocok dengan acara, harus dibicarakan dengan panitia acara, contohnya ketika menjadi pranatacara adat temanten Jawa, apakah menggunakan pakaian adat/kejawen (busana adat Ngayogyakarta atau Surakarta), seragam dengan panitia ataukah tidak, menggunakan busana nasional/formal ataukah tidak. Busana dalam acara pernikahan tentu akan berbeda dengan busana ketika menjadi pranatacara kematian. Busana resmi akan berbeda dengan busana santai. Busana yang dipakai dalam acara yang diselenggarakan didalam gedung pasti akan berbeda dengan acara yang diselenggarakan dirumah. Warna busanapun harus dipilih dengan seksama, agar tidak terlihat menyolok, terlalu terang, atau terlalu banyak memakai aksesoris.
c. olah basa lan sastra (kemampuan berbahasa dan sastra)
Agar dapat mengolah bahasa dengan baik, seorang pranatacara harus mengetahui dan memahami paramasastra (fonologi, morfologi, semantik, sintaksis), wacana, dan pragmatik. Pengetahuan yang luas mengenai paramasastra Jawa diharapkan dapat membuat pranatacara mampu mengucapkan kata-kata, frasa, kalimat, ungkapan, wacana Bahasa Jawa krama inggil dengan laras dan leres. Laras artinya, pranatacara mampu menggelar acara sesuai dengan keadaan dan suasana. Leres artinya pranatacara bisa menggunakan bahasa yang sesuai dengan paramasastranya.
Bahasa Jawa memiliki pola bahasa yang bertingkat-tingkat, yakni: basa krama, madya, dan ngoko. Basa krama yang biasanya dipakai sebagai bahasa pengantar bagi pranatacara dalam melaksanakan tugas kepranatacaraannya. Bahasa Jawa juga memiliki basa Jawa baru dan lama. Rerengganan biasanya memakai bahasa Jawa lama/kawi yang memiliki aspek sastra tinggi. Untuk menampilkan ciri sastra, pranatacara menggunakan purwakanthi (limaksita, sastra, swara) atau nyekar (tembang).
Contoh purwakanthi lumaksita (purwakanthi basa):
Nun inggih naming Dhimas Sujatmika ingkang kuwawi methik puspita, puspita cempaka, cempaka kang lagya ambabar ganda arum, boten sanes inggih naming Risang Ahayu Retna Kumala. (dikutip dari Pringgawidagda, 1998: 20)
Contoh purwakanthi sastra:
Bokmenawi atur kula wonten cicir cewet kuciwanipun, kula nyuwun agunging pangaksama.
Wijang wijiling wicara panjenenganipun Rama Sudira kang pindha pinandhita paring sesuluh seserepan dhumateng rising temanten kekalih.
Gumarenggeng ambrengengeng kadya sasra bremana ingkang mider hangupeng puspita, hanenggih menika rata kencana ingkang tinitihan dening putra calon penganten kakung ingkang sampun manjing gapuraning palataran. (dikutip dari Pringgawidagda, 1998: 20)
Ketika penganten hendak melakukan kirab, maka pranatacara dapat melantunkan sekar kinanthi:
Arsa tedhak sang Dyah Ayu, Keng raka tansah kinanthi, Bagus Dendy setiawan, Kalian Dewi Sitoresmi, arsa kirab kanarendran,Gandheng renteng kanthen nyari.
Ketika selesai pahargyan, pranatacara melantunkan sekar pucung:
Sampun rampung pahargyan temantenipun, Kanthi karaharjan, Binerkahan mring Hyang Widhi, Sri panganten binedhol nuju wiwara.
d. pangrengga swara (sound system)
Kemajuan teknologi membantu pranatacara mengolah suaranya. Suara yang pelan bisa terdengar lebih jelas, suara yang enteng akan terdengar lebih mantab. Dekat dan jauhnya letak mikrofon dari mulut pranatacara bisa dipakai untuk membedakan suara berat, ringan, pelan, cepat, dan memperjelas desis ketika melafalkan kata-kata bahasa Jawa dalam tingkatan krama inggil.
e. papan (tempat)
Tempat dimana seorang pranatacara harus berdiri haruslah sesuai dengan suasana, tidak terlalu dekat dengan tamu, dan tidak terlalu jauh dari tamu apalagi tidak terlihat sama sekali oleh tamu. Yang paling ideal adalah tempat dimana seorang pranatacara bisa melihat tamu dan seisi tempat acara dengan jelas, juga dekat dengan panitia acara, penata sound system sehingga mengerti jalannya acara dari awal hingga akhir.
f. pawiyatan (pendidikan)
Menjadi seorang pranatacara bisa dipelajari melalui pendidikan formal seperti di UNY program studi bahasa Jawa, pendidikan non formal seperti kursus, penataran, pelatihan atau belajar sendiri. Ilmu umum yang dipelajari melalui pendidikan, baik formal maupun non formal, harus diimbangi dengan ilmu agama sehingga ia mampu memaparkan ayat-ayat dari kitab apapun. Jadi dan tidaknya seseorang sebagai pranatacara yang mumpuni tergantung niat dan kemauan. Meskipun tidak belajar melalui pendidikan formal, apabila ia mau belajar melalui pendidikan non formal ditambah mau belajar langsung dari situasi dan suasana dimana acara digelar, ia pastilah bisa menjadi seorang pranatacara yang baik dan handal. 
g. mental
Tidak semua orang memiliki mental baja, ada yang berani, ada yang malu-malu. Bisa saja terjadi, seseorang yang sudah belajar dengan tekun, bahkan telah dihapalkan sebelumnya, namun ketika berhadapan dengan tamu yang banyak, mentalnya menjadi ciut, oleh karena seorang pranatacara tidak boleh salah ucap, dan grogi sehingga kata-kata yang seharusnya diucapkan mantap menjadi acak-acakan dan sekenanya saja. Mental yang tidak kuat, bisa terlihat dari suara yang grogi, badan gemetar, sering salah ucap, dan berdebar-debar.
Agar seorang pranatacara punya mental baja, kuat, dan berani tampil dengan hasil maksimal, maka dibutuhkan latihan yang terus menerus dan bisa melakukan gladhi (gladhi simulasi ataupun gladhi sebenarnya). Gladhi simulasi adalah melakukan tugas pranatacara seperti menghadapi tamu yang sebenarnya diluar acara. Gladhi sebenarnya adalah mengikuti kegiatan mranatacara pada acara yang sebenarnya dengan berdiri di dekat pranatacara profesional saat melakukan pekerjaannya. Ketika sudah merasa berani tampil sendirian, ia bisa mencoba satu dua titilaksana dalam acara tersebut bergiliran dengan pranatacara yang telah profesional (biasanya acara yang memiliki banyak titilaksana adalah acara temanten). Ketika sudah merasa bisa, maka ia bisa melaksanakan tugas pranatacara sendiri.
h. ketewajuhan (kedisiplinan)
Ketewajuhan berkenaan dengan disiplin waktu dan tugas. Disiplin waktu berarti ia harus datang lebih awal dari para tamu yang sebenarnya, memulai acara sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dan mengakhiri acara sesuai dengan waktunya. Disiplin dalam tugas artinya melaksanakan kewajiban sesuai dengan yang diminta penyelenggara acara, tidak meninggalkan tempat acara sebelum acara selesai digelar.
i. gladhen (gladi)
Ada tiga tingkatan pranatacara, yaitu pemula, madya, dan professional. Pranatacara pemula biasanya sebelum melaksanakan tugas kepranatacaraannya, ia membuat teks terlebih dahulu dan dihapalkan. Pranatacara madya biasanya hanya membuat catatan garis besar acara yang hendak ia laksanakan. Pranatacara professional biasanya tidak memerlukan persiapan serius dan matang untuk melaksanakan tugas kepranatacaraannya. Ia bisa diminta kapan saja alias mendadak. Pranatacara pada tingkatan manapun harus melakukan gladhi acara agar acara yang dibawakannya bisa berjalan lancar, kata-kata bisa tepat, suaranya bisa terdengar bagus dan mampu membawakan acara dari awal hingga akhir dengan baik.
j. kasamaptaan (persiapan)
Persiapan sangat penting bagi seorang pranatacara. Siap dalam arti mampu mempersiapkan diri dalam hal kesehatan, penampilan, pakaian, dan acara. Jangan sampai ketika di daulat menjadi pranatacara, ia sakit sehingga penyelenggara acara harus mencari pengganti. Penampilan dan pakaian sangat mempengaruhi kewibawaan seorang pranatacara, sehingga ia harus mempersiapkan dengan matang kedua hal tersebut sebelum acara digelar. Siap dalam acara berarti bahwa seorang pranatacara harus berkomunikasi dengan penyelenggara acara, panitai acara, bagaimana sebaiknya acara digelar. Jangan sampai seorang pranatacara memberikan jeda waktu istirahat, sementara panitia belum siap untuk menyuguhkan makanan dan minuman.
3. Kode etik pranatacara
a. Pengertian
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.
Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip prinsip moral yang ada pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian. Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu:
1) Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3) Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi dibawah kepentingan masyarakat.
Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat. Apabila anggota kelompok profesi itu menyimpang dari kode etiknya, maka kelompok profesi itu akan tercemar di mata masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi harus mencoba menyelesaikan berdasarkan kekuasaannya sendiri.
Tanggung jawab profesi yang lebih spesifik yaitu:
1) Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses maupun produk hasil kerja profesional.
2) Menjaga kompetensi sebagai profesional.
3) Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan dengan kerja yang profesional.
4) Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung jawab.

b. Kode etik pranatacara
Menjadi seorang pranatacara berarti memahami etika pranatacara, etika tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1)    Bila diminta penyelenggara acara tidak menolak. Apabila hendak menolak, maka harus memberikan penjelasan dengan cara yang baik, sopan, halus, dan berhati-hati apalagi bila menyangkut masalah permintaan yang merupakan “sambatan” alias sukarela tanpa dibayar.
2)    Harus bisa meyakinkan penyelenggara acara agar mantap dalam memilihnya sebagai calon pranatacara, namun seorang pranatacara tidak boleh sombong dengan membicarakan kemampuannya sebelum tugas dilaksanakan.
3)    Siap melaksanakan tugas.
4)    Bila bertanya tentang waktu acara (baik siang atau malam), nama tempat, denah lokasi, dan sebagainya dengan jelas sehingga tidak terjadi miskomunikasi atau kesalahpahaman.
5)    Jangan pernah meminta untuk dijemput kecuali jika waktunya terlalu mepet.
6)    Jauhi pembicaraan tentang honor atau upah.
7)    Jauhi permasalahan pribadi (seperti apakah pengantinnya duda atau janda: untuk perhelatan temanten (pernikahan), meninggal karena apa: untuk acara layatan, dan sebagainya).
8)    Jangan menyebut merek sound system.
9)    Bila bisa, upayakan datang setengah jam sebelum acara dimulai.
B. Pranatacara dalam Bahasa Jawa sebagai Sumber Kearifan dalam Kehidupan Bermasyarakat
1. Pengertian kearifan dan kebudayaan
Kearifan merupakan “sesuatu” yang dihasilkan dari sebuah kecerdasan manusia yang dapat digunakan oleh sesamanya sebagai sarana pencerdasan pula. Kearifan dihasilkan dari proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang bijaksana, tidak merugikan semua pihak, serta bermanfaat bagi siapapun yang tersapa oleh kearifan itu. Kearifan dapat menjadi sarana pemelajaran bagi setiap manusia untuk menjadi orang yang cerdas, pandai, dan bijaksana.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai seluruh usaha dan hasil usaha manusia dan masyarakat untuk mencukupi segala kebutuhan serta hasratnya untuk memperbaiki hidupnya. Kearifan dalam budaya adalah seluruh usaha dan hasil usaha manusia dan masyarakat yang dilakukan dan ditujukan untuk memberikan makna manusiawi dan membuat tata kehidupan yang manusiawi pula. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, usaha dan hasil budaya manusia diarahkan untuk meningkatkan harkat dan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Kearifan dalam budaya merupakan bentuk kecerdasan yang dihasilkan oleh masyarakat pemilik kebudayaan yang bersangkutan. Sebuah kearifan lokal merupakan kecerdasan yang dihasilkan berdasarkan pengalaman yang dialami sendiri sehingga menjadi milik bersama.
Kearifan lokal budaya Jawa merupakan wujud kecerdasan yang dihasilkan oleh pengalaman hidup masyarakat Jawa sendiri, bukan oleh pengalaman hidup bangsa atau suku lain. Mempelajari dan menghayati budayanya sendiri akan menghasilkan kecerdasan bagi para pelakunya, karena mereka terlibat langsung dalam penciptaan budayanya, melalui pengalaman hidup yang dijalani bersama, namun bukan berarti kebudayaan suku atau bangsa lain tidak dapat dipelajari.

Kearifan lokal merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki oleh sekelompok etnis manusia yang diperoleh melalui pengalaman hidupnya serta terwujud dalam ciri-ciri budaya yang dimilikinya. Kearifan lokal memiliki ketahanan terhadap unsur-unsur yang datang dari luar dan mampu berkembang untuk masa-masa mendatang. Kepribadian suatu masyarakat ditentukan oleh kekuatan dan kemampuan kearifan lokal dalam menghadapi kekuatan dari luar. Jika kearifan lokal hilang atau musnah, maka kepribadian bangsapun memudar.
Orang Jawa yang masih menghayati ke-Jawa-annya, memandang bahwa kebudayaan Jawa merupakan kebudayaan yang adiluhung. Adiluhung dapat dipadankan dengan luhur. Kebudayaan adiluhung artinya kebudayaan luhur yang diciptakan untuk mencapai tujuan yang luhur. Ketika orang Jawa mengajarkan pengetahuan, pranata, adat, norma-norma, ataupun nilai-nilai Jawa kepada generasi berikutnya tentu mereka menanamkan bahwa orang Jawa wajib melestarikan kebudayaan Jawa yang adiluhung itu.
Keyakinan atas keadiluhungan kebudayaan mewujud menjadi sebuah hukum yang ketat yang dijabarkan dalam pranata adat ataupun aturan-aturan di dalam kehidupan keluarga. Kebudayaan yang adiluhung yang mereka yakini dapat terpinggirkan oleh budaya lain atau bahkan terlupakan dan pada akhirnya punah. Jika kebudayaan Jawa tidak dianut lagi, barangkali, generasi berikutnya menjadi generasi yang tidak lagi berperilaku njawani seperti layaknya orang Jawa. 

2. Pranatacara dalam Bahasa Jawa sebagai Sumber Kearifan dalam Kehidupan Bermasyarakat
Bahasa merupakan pengejawantahan dari apa yang dipelajari dan dipikirkan manusia. Bahasa merupakan representamen kebudayaan. Kebudayaan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan hasil usaha manusia untuk mengatasi keterbatasan manusia dalam mempertahankan dan memfasilitasi keberadaan hidupnya yang dipahami melalui proses belajar hingga menjadi milik bersama.
Bahasa yang dipakai oleh seorang pranatacara adalah bahasa Jawa krama inggil, yakni bahasa Jawa yang tingkatannya berada paling tinggi. Bahasa Jawa krama inggil memiliki unsur sastra dan seni yang tinggi. Bahasa ini biasanya dipakai dalam situasi resmi. Unsur seni yang tampil dalam bahasa Jawa krama inggil antara lain berupa pilihan susunan kata-kata, metaphor, dan kesamaan bunyi mengubah tuturan yang disampaikan menjadi tuturan yang puitis. Tuturan yang disajikan dengan bahasa seni (bahasa yang indah) disebut basa rinengga yaitu bahasa yang diperindah. Cara memperindah tuturan dimaksud dilakukan dengan mengubah kalimat dan mengganti kata-kata tertentu dengan kata-kata lain yang bersinonim atau menggunakan metaphor.
Unsur seni yang berupa persamaan bunyi dalam tuturan bahasa Jawa disebut purwakanthi yakni menyebut kembali apa yang telah diujarkan dedepannya (sebelumnya). Seorang pranatacara biasa menggunakan bentuk ini dalam acara temanten. Unsur seni yang terdapat dalam tuturan formal pada upacara temanten berupa penyulihan kata-kata yang lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari dengan kata-kata sinonimnya diambil dari ragam sastra. Penggunaan kata-kata dari ragam sastra merupakan sebuah kelaziman yang hadir dalam tuturan pidato pranatacara. Selain menciptakan rasa kenyamanan, bahasa seni yang dihadirkan dalam upacara temanten mampu menciptakan suasana agung dan sakral. 
Pranatacara adalah sebuah profesi yang erat kaitannya dengan budaya dan bahasa Jawa. Kehadirannya ditengah masyarakat menjadikan budaya Jawa yang adiluhung tetap dipakai dalam kehidupan bermasyarakat. Kita bisa membayangkan jika sudah tidak ada lagi masyarakat Jawa yang menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupannya, dan tidak pernah mendengar orang menggunakan bahasa tersebut didalam masyarakat, maka bahasa Jawa lama-kelamaan pasti akan hilang keberadaannya.
Pranatacara dalam bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Jawa dalam situasi resmi dan sakral maupun situasi santai akan menjadi salah satu unsur pembangkit dipakainya kembali bahasa Jawa di ranah publik. Kecakapan pranatacara dalam menjalankan profesinya, didukung oleh pemahaman masyarakat Jawa pada umumnya, bahwa acara-acara sakral dan agung tidaklah nyaman dihati mereka jika tidak ada unsur ke-Jawa-annya. Unsur ke-Jawa-an yang dimaksud adalah penggunaan bahasa Jawa krama inggil dengan unsur seni dan sastra yang tinggi sehingga suasana kesakralan akan terasa dan menyentuh hati. Sekarang ini seperti sedang berkembang suatu tren, baik di kalangan keraton, pejabat negara, pengusaha, maupun rakyat biasa yang menggunakan jasa pranatacara sebagai pembawa acara yang mereka gelar. Dalam hal ini, fungsi pranatacara sebagai salah satu pemakai dan pelestari budaya Jawa menjadi sangat berarti.
Tren yang sedang berkembang hendaknya terus di uri-uri / dilestarikan agar anak dan cucu dapat terus menjumpai dan mendengar bentuk-bentuk sastra Jawa yang adiluhung di masyarakat. Seringnya menjumpai dan mendengar bentuk bahasa Jawa yang dibawakan oleh seorang pranatacara, maka akan memunculkan bibit-bibit pranatacara baru yang nantinya akan menggantikan fungsi pranatacara yang telah tua atau meninggal. Dengan demikian, regenerasi profesi pranatacara akan dapat terus terjadi. Regenerasi inilah yang akan tetap melestarikan budaya Jawa yang adiluhung sebagai suatu kearifan lokal masyarakat Jawa yang hanya akan dijumpai dalam masyarakat Jawa sebagai ciri khas budaya Jawa.

C. Simpulan
Kehadiran pranatacara dalam budaya masyarakat Jawa merupakan suatu bentuk pelestarian budaya Jawa yang adiluhur sebagai sumber kearifan dalam kehidupan bermasyarakat yang mencerminkan identitas lokal masyarakat Jawa sehingga akan sangat penting bagi masyarakat Jawa untuk tetap melestarikan budaya tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. Semakin banyak orang mengenal dan mendengar bahasa Jawa di ranah publik, maka semakin kokohlah bahasa Jawa sebagai cermin budaya bangsa yang ikut membesarkan bangsa Indonesia.

Sumber: http://www.kbj5.com/index.php?option=com_content&view=article&id=135:pranatacara-dalam-bahasa-jawa-sebagai-sumber-kearifan-dalam-kehidupan-bermasyarakat&catid=50:makalah-makalah-konggres-bahasa-jawa-v-komisi-c&Itemid=72
Read more

0 Modul Excel – Membuat Rangking menggunakan fungsi RANK

Posting modul microsoft excel ini saya buat untuk menjawab salah satu pertanyaan guru SMP yang kebingungan membuat ranking kelas dimana beliau menjadi Wali Kelasnya. Saking semangatnya beliau memberikan contoh tabel Excelnya kepada saya. Berikut ini contoh tabelnya.
Fungsi Rank Excel
Fungsi Rank Excel

Untuk menampilkan ranking setiap siswa kita dapat menggunakan fungsi RANK, adapun bentuk umum fungsi RANK sebagai berikut.
=RANK(number,ref,order)
  • number, adalah nilai yang akan dijadikan dasar rangking. Untuk contoh kasus diatas sel dari Nilai Rata-Rata yang menjadi dasar untuk perankingan (sel C4)
  • ref, berupa range yang diabsolutkan dari kolom yang menjadi dasar merangking (range $C$4:$C$11)
  • Order, bersiafat opsional. Jika tidak dicantumkan maka dianggap bernilai 0. Parameter ini hanya mengijinkan nilai 0 dan 1. Jila diberi nilai 0, maka rangking dalam bentuk descending yaitu nilai tertinggi menjadi rangking 1.  Jila diberi nilai 1, maka rangking dalam bentuk ascending yaitu nilai terendah menjadi rangking 1. untuk kasus ini parameter order dapat diabaikan atau diberi 0.
Sehinnga rumus untuk rangking dapat ditulis sebagai berikut:
=RANK(C4,$C$4:$C$11,0)
atau
=RANK(C4,$C$4:$C$11)
Parameter ketiga (order) dapat tidak ditulis jika bernilai 0.
Download doc :  Fungsi Rank Microsfot Excel
Read more

0 Mengubah Teks Image Hasil Scan Menjadi Teks yang Bisa di Edit

ocrNah… sekarang kan lagi musim-usimnya TA atau Thesis neh.. barangkali aja ada yang belum tahu dan ada yang membutuhkan bantuan software OCR ( Optical Character Recognition ) untuk mengambil teks dari referensi-referensi sahabat. Jadi jika anda punya refrensi berupa buku atau eBook yang berupa file Image (JPEG, BMP, GIF, dll), sedangkan anda butuh mengambil refrensi itu menjadi karakter teks yang bisa di edit di Microsoft Word atawa Open Office, anda tidak perlu mengetiknya kembali sampai-sampai anda kehabisan waktu hanya untuk menyalin, padahal deadline sudah menunggu.
Misalnya kita dapat referensi sebuah buku, daripada kita harus ketik perhalaman dan mengetiknya kembali, mengapa kita tidak scan aja tulisan di buku tersebut menggunakan scanner kemudian kita ubah hasil scan-nan tersebut mejadi teks untuk kita edit di aplikasi Ms. Word, bukankah lebih praktis dan efisien!
OK, biar yang kita gunakan gratis dan halal ^_^, kali ini kita akan gunakan yang freeOCR.
Sayangnya kekurangan dari freeOCR ini yaitu hasil konversinya akan sedikit kacau jika image atau gambar Anda kurang jelas tulisannya, sehingga ketika proses konversi selesai Anda harus memeriksanya lagi untuk mengkoreksi bagian-bagian yang salah. Nah, agar hasil konversi maksimal sebaiknya resolusi image waktu sahabat SCAN bukunya set resolusinya pada 200 Dpi.
Kelemahan lain dari aplikasi freeOCR adalah hasil konversi yang kacau ketika digunakan untuk meng-konvert image teks berformat kolom, sehingga aplikasi ini nggak cocok buat mengkonvert scan-nan koran.
Cara menggunakan Aplikasi FreeOCR ini sangat mudah, klik File/Open kemudian cari file yang ingin kita ubah ( biasanya dalam bentuk JPG) dan edit menjadi teks, kemudian klik menu OCR/Start OCR Process maka proses konversi akan segera dilakukan. Setelah itu simpan atau copy-paste hasil konversi tersebut ke Ms.Word.
Ingat, sebelum menjalankan/Meng-install free ORC, FreeOCR butuh .NET Framework versi 2.0 kalo blm punya silahkan download “DISINI” terlebih dahulu.
Jika anda tertarik menggunakan Software OCR ini, silahkan download gratis DISINI.
Terima Kasih, Semoga TA dan Thesis Sahabat sekalian lancar.. hehehe ^_^
Read more

0 Membuat PDF dari Dokumen Office 2007

Membuat PDF dari Dokumen Office 2007 dengan Mudah? Gimana Caranya? Anda bisa membuat file PDF dari dokumen Office 2007 dengan melakukan Save As. Tool yang akan digunakan adalah sebuah plugin Microsoft Office 2007 yang bernama SaveAsPDF.
Dengan Add-In Office 2007 ini, Anda akan sangat mudah membuat file PDF langsung dari jendela Microsoft Office Anda. Misalkan menyimpan ke format PDF langsung dari Microsoft Word atau Excel dan program Ms. Office lainnya. Adapun program Ms. Office yang di support oleh Add-In SaveAsPDF ini adalah:
  1. Microsoft Office Access 2007
  2. Microsoft Office Excel 2007
  3. Microsoft Office InfoPath 2007
  4. Microsoft Office OneNote 2007
  5. Microsoft Office PowerPoint 2007
  6. Microsoft Office Publisher 2007
  7. Microsoft Office Visio 2007
  8. Microsoft Office Word 2007
Anda bisa meng-install add-in SaveAsPDF ini pada operating system Windows 2003, XP, Vista dan Windows 7. Namun, sayangnya add-in ini belum support Microsoft Office 2010.
Cara menggunakan add-in saveAsPDF cukup mudah. Berikut cara menyimpan dokumne Word ke file PDF: 
  • Pada jendela aplikasi Ms. Office, misalnya Microsoft Word, klik pada tombol Office Button dan pilih Save As » PDF.
  • Di jendela Save As yang muncul, pastikan PDF terpilih pada dropdown box Save as type.
  • Jika Anda ingin mengatur jumlah halaman yang ingin disimpan sebagai file PDF, klik tombol Options. Pada jendela option Anda bisa melakukan beberpa pengaturan lagi.
  • Terakhir klik tombol Save.
Secara default, ketika Anda proses penyimpanan selesai maka hasil dokumen PDF akan secara otomatis terbuka. Anda dapat melihat hasil konversi dari Word ke PDF melalui jendela PDF Reader Anda.
Tertarik untuk mencoba membuat file PDF dari dokumen Ms. Office secara mudah dengan add-in SaveAsPDF ini? Silahkan download SaveAsPDF melalui link di kahir artikel. Ukuran filenya tidak lebih dari 1 MB. Setelah selesai download, install add-ini tersebut layaknya menginstall aplikasi lain. Selamat mencoba.


Read more

0 Cara Menampilkan Foto pada MP3 di jetaudio

Bagimana caranya menambahkan Foto plus lirik lagu MP3 yang kita sukai pada Jetaudio? keren kan Foto kita bisa tampil pada pemutar musik kita.. apalagi ada lirik laguya dan kita jadi bisa karaokean dah walaupun to lagu nggak kita hafal..heehehehe..
Waduhh kita jadi ngerasa kayak Artis dunk..cz foto kita tampil bererta liriknya saat lagu yang ud kita tag Foto kita di play…heehe…
Okey…berikut cara-caranya..

tahap pertama buka jetaudio anda, kemudian klik play list ..nah terus klik 1kali pada lagu yang anda inging putar..kemudian tekan F4.kemudian klik "liryk"   seperti gambar dibawah..
 dan silahkan paste lirik lagu anda pada kolom yang tersedia..seperti gambar dibawah.

 End untuk menambahkan picture / foto klik "picture" dan juga "browse" ..

lalu tambahkan image yang ada pada PC anda,,contoh..ganteng kan orangnya,,,?? hehehehe..kemudian klik "OK"

selanjutnya untuk foto kita bisa tampil pada saat lagu diputar klik menu pada jetaudio anda.



and pilih "Preferences" . lalu centang pada kolom yang berligkaran merah seprti gambar dibawah..dan klick "ok"

Done..taraaaa....jadi deh,,,nah pada saat ntu lagu yang ud ditag di play akan tampil kyk gini.. Contoh,,,,,,
 
Kerenn kan ???
Read more

0 MENJALANKAN FILE VIDEO JENIS *.MKV PADA WINDOWS

File jenis *.mkv ini memang tidak didukung oleh windows media player, memang untuk memutar file jenis ini lewat windows media player dibutuhkan codec khusus..
Pada awalnya saya bingung karena saya tidak bisa memainkan file *.mkv dengan windows media player, lalu saya coba untuk memutarnya memakai gom player tapi tidak bisa juga karena ada codec tertentu yang harus di download lalu saya coba pakai gxine yang ada di puppy linux karena perkiraan saya biasanya linux yang satu ini cukup handal tetapi tidak bisa juga.
Kemudian saya coba memakai jet audio, dengan program yang satu ini saya baru bisa menikmati file *.mkv yang saya download. Walaupun cukup lambat ketika saya memutar file jenis ini lewat jet audio , tapi cukup lumayan daripada sama sekali tidak melihat pertandingan motogp yang saya suka..
Selain cara diatas , file video jenis *.mkv ini juga bisa diputar lewat windows media player dengan syarat kita memasang codec tertentu yang di download dari internet..
Berdasarkan artikel yang saya baca dari blogger di luar sana, untuk memutar file jenis ini lewat windows media player kita harus memasang codec tertentu yang di download dari internet, yang harus kita lakukan adalah download codec tersebut..
Untuk mendownload codec silahkan Klik :
http://www.cccp-project.net/
Kemudian setelah kita download file tersebut, langkah selanjutnya adalah mengeksekusi file tersebut..
Setelah proses install selesai.. maka File *.mkv sekarang bisa diputar dengan windows media player..
Selain dengan cara di atas file jenis *.mkv ini juga bisa diputar dengan software MKV Player, caranya adalah dengan mendownload MKV Player
Klik :
http://www.vsevensoft.com/

Kemudian setelah itu install MKV Player pada komputer anda..
Sekarang anda bisa memainkan file *.mkv kesukaan anda dengan MKV Player..

Semoga postingan saya bisa bermanfaat buat anda semua..

sumber: http://yokoz-blog.blogspot.com/2011/11/menjalankan-file-video-jenis-mkv-pada.html
Read more

Delete this element to display blogger navbar

 
© K4ng Thowil | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger
back to top