Tak dapat dipungkiri, kemajuan dunia fotografi belakangan ini begitu pesat semenjak semakin terjangkaunya harga kamera DSLR, bahkan beberapa produk DSLR kelas pemula ada yang mencapai kisaran harga lima jutaan. Dengan membeli kamera DSLR, seseorang akan mendapat kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang fotografi, sekaligus mendapat jaminan akan foto-foto yang berkualitas dan terhindar dari kekecewaan saat memotret memakai ISO tinggi. Ditambah lagi kini harga kamera DSLR bekas sudah semakin murah dan bahkan bisa menyamai harga kamera saku keluaran baru, sehingga makin banyak saja orang awam yang memutuskan untuk membeli kamera DSLR untuk pertama kalinya.
Salah satu DSLR untuk pemula
Membeli DSLR adalah membeli sebuah sistem
Saat begitu banyak pilihan merk di pasaran, faktanya DSLR adalah sebuah sistem fotografi yang umumnya memerlukan beberapa perangkat dengan merk yang sama, yaitu bodi kamera, lensa, lampu kilat dan asesori. Faktanya pula, harga lensa bisa jauh lebih mahal daripada kamera, sehingga saat memutuskan akan membeli kamera DSLR camkan bahwa kamera yang akan dibeli ini adalah sebuah awal dari perburuan panjang akan sebuah sistem fotografi yang menyeluruh.
DSLR punya banyak pilihan lensa
Adalah wajar saat banyak pemilik DSLR pemula (yang umumnya memakai lensa kit) bertanya lensa apa lagi yang sebaiknya dia beli. Namun faktanya kebutuhan lensa itu berbeda-beda tergantung kebutuhan fotografi dan kondisi keuangan seseorang. Mulailah dengan mengenali jenis-jenis lensa yang biasa dipakai para fotografer, termasuk kisaran harganya. Seperangkat sistem fotografi yang lengkap memerlukan minimal sebuah lensa wide, normal dan tele. Bagi yang ingin praktis bisa memiliki lensa zoom yang mampu men-cover rentang yang lebar, seperti lensa zoom 18-200mm. Perlu diketahui pula, ketajaman lensa zoom masih kalah dibanding dengan lensa fix. Mana yang anda pilih, kenali dulu kebutuhan fotografi anda.
DSLR memakai cermin dan jendela bidik optik
Cermin pada DSLR
DSLR memiliki sensor yang besar dan ada crop factor
Perbandingan ukuran sensor (Wikipedia)
DSLR juga memiliki pilihan resolusi/megapiksel
Kemampuan kamera digital dalam menangkap gambar ditentukan dari resolusi yang dibentuk oleh sejumlah titik atau piksel pada sensor, jadi entah itu kamera ponsel atau kamera DSLR memang faktanya punya resolusi yang dinyatakan dalam satuan mega piksel. Apabila anda masih percaya kalau mega piksel yang lebih besar adalah lebih baik, coba pikirkan kembali. Sebuah DSLR dengan 6 MP memang punya resolusi yang kalah tinggi bila dibanding kamera saku modern yang punya resolusi 14 MP. Tapi soal kualitas hasil foto, ceritanya jadi berbeda. Faktanya, DSLR dengan 6 atau 10 MP sudah amat baik bahkan untuk keperluan fotografi profesional sekalipun dan pilihan DSLR dengan resolusi lebih tinggi (12, 14 hingga 24 MP) lebih ditujukan bagi mereka yang sering melakukan cropping gambar.
DSLR memiliki ‘jeroan’ yang rumit dan presisi
Modul light meter
DSLR bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan
Senang modifikasi mobil atau motor? Kalau begitu kira-kira DSLR pun hampir sama. Bila anda perlu focusing screen khusus, tinggal ganti. Kalau perlu magnifier eyecup, tinggal pasang. Kalau mau menambah daya baterai, pasang vertical / battery grip. Mungkin suatu saat nanti DSLR pun bisa gonta-ganti casing layaknya ponsel
DSLR punya kinerja tinggi dan buffer besar
Faktanya kinerja DSLR itu cepat. Auto fokus cepat, shutter lag yang cepat, memproses file JPEG cepat hingga menulis file ke memori juga cepat. Dibutuhkan prosesor kelas berat dan ruang simpan sementara (buffer) yang besar untuk mendukung semua proses ini. Apalagi dengan adanya fasilitas pemotretan sekaligus (continuous shooting) yang bisa mengambil hingga 5 gambar per detik, tentu ukuran buffer akan mempengaruhi kinerja keseluruhan. Untungnya kamera DSLR modern sudah memiliki memori buffer yang besar sehingga anda bisa memotret banyak gambar sekaligus tanpa masalah.
DSLR juga perlu lampu kilat
Dengan kemampuan ISO tinggi yang relatif bersih dari noise dan didukung oleh lensa bukaan besar, tampaknya seakan-akan kamera DSLR tidak terlalu perlu lampu kilat. Padahal faktanya, cahaya adalah faktor penting dalam fotografi, dan saat cahaya mulai tidak mencukupi, sumber cahaya tambahan paling mudah didapat adalah dari lampu kilat. Saat lampu kilat internal punya banyak keterbatasan, adanya flash hot shoe pada DSLR bisa dimanfaatkan dengan memasang lampu kilat eksternal. Beberapa DSLR bahkan memiliki fitur wireless-flash untuk kreatifitas ekstra seperti untuk foto makro. Untuk pencahayaan yang lebih lembut bisa menambah diffuser pada lampu kilat. Untuk menghindari cahaya langsung ke objek foto, lampu kilat bisa diarahkan atau dipantulkan ke langit-langit (bouncing).
DSLR sensitif terhadap debu, perlu perawatan ekstra
Ingat kalau lensa pada DSLR bisa dilepas. Resiko dari melepas lensa adalah adanya resiko masuknya debu ke dalam kamera, yang artinya debu itu bisa jadi menempel di sensor. Faktanya debu yang melekat ini akan nampak di hasil foto, apalagi bila memakai bukaan diafragma kecil. Untuk menghilangkan debu, gunakan peniup debu khusus yang dijual di toko kamera. DSLR modern sudah dilengkapi dengan sistem anti-debu, meski menurut saya tetap lebih efektif memakai peniup debu khusus. Perhatikan kalau debu juga bisa menempel di cermin, dan debu pada cermin ini meski tampak di jendela bidik tetapi tidak mengganggu hasil foto nantinya. Untuk mengenali kiat-kiat membersihkan kamera bisa baca di sini.
DSLR punya usia shutter tertentu
Shutter unit
Itulah beberapa fakta seputar kamera DSLR. Bila dirasa pilihan memiliki DSLR ternyata tidak semudah yang anda bayangkan, mungkin kamera kelas prosumer bisa jadi pilihan lain yang lebih menarik. Namun bila anda sudah siap akan segala konsekuensinya, menikmati fotografi dengan kamera DSLR tentu akan menjadi suatu kepuasan tersendiri.
Bagi pembaca yang ingin berdiskusi atau menambahkan/melengkapi tulisan ini, silahkan mengisi kolom komentar di bawah.
sumber: http://gaptek28.wordpress.com/2009/01/31/sebelum-membeli-dslr/
Posting Komentar